Rabu, 11 Mei 2016

Laporan Pengenalan Ekosistem Tinjauan Pustaka




B.    Tinjauan Pustaka
Ekosistem merupakan bagian dari tingkat organisasi, makhluk hidup mempunyai tingkat organisasi dari tingkat yang paling sederhana sampai tingkat yang paling kompleks. Sebuah ekosistem terdiri atas semua organisme hidup (faktor biotik) dan lingkungan abiotik (udara, tanah, air) yang mengelilinginya serta dapat menompang semua kebutuhan hidupnya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Misalnya sebuah hutan, danau, padang rumput, kolam. Dengan bantuan energi matahari, tumbuhan yang berklorofil mampu mengubah senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (C6H12O¬6) melalui fotosintesis (Campbell, 2009).
Ekosistem merupakan kesatuan interdependen dari masyarakat biotik dan lingkungan abiotiknya atau dapat juga dikatakan sebagai interaksi antara populasi dalam suatu komunitas biotik dengan faktor abiotiknya. Batas ekosistem umumnya tidak dapat dipastikan dengan jelas. Ekosistem dapat berawal dari mikrokosmos laboratorium, danau hingga hutan. Para ahli ekologi menganggap keseluruhan biosfer sebagai suatu ekosistem global yang merupakan gabungan seluruh ekosistem yang ada di bumi. Faktor-faktor abiotik yang mempengaruhinya adalah suhu, air, cahaya matahari,  iklim serta tanah dan batuan (Campbell et al, 2004).
Terdapat organisme yang mempunyai kemampuan menyusun bahan organik dalam suatu ekosistem, organisme tersebut dibagi menjadi dua, yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. Organisme autotrof merupakan organisme yang menghasilkan senyawa organik kompleks (seperti karbohidrat, lemak, dan protein) dari zat-zat sederhana yang ada di sekitarnya, umumnya menggunakan energi dari cahaya (oleh fotosintesis) atau anorganik reaksi kimia (kemosintesis). Semua organisme yang berklorofil termasuk ke dalam organisme autotrof karena mereka dapat melakukan fotosintesis. Contohnya adalah tumbuhan hijau. Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak dapat menyusun zat anorganik menjadi zat organik sehingga ia mendapatkan nutrisi dengan cara memakan organisme lain. Berdasarkan jenis makanannya, organisme heterotrof dibedakan menjadi herbivora, kelompok hewan pemakan tumbuhan. Karnivora, kelompok hewan yang memakan hewan lain atau daging. Omnivora, kelompok hewan yang memakan segalanya, baik tumbuhan maupun hewan lain. Scavenger (pemakan bangkai), kelompok hewan yang memakan tubuh hewan lain yang sudah mati, dan detrivor, kelompok hewan yang memakan detritus (Gunawan, 1994).
Mengingat bahwa setiap jenis hayati memiliki fungsi dalam melestarikan ekosistem yang ditempatinya,  maka sudah seyogyanyalah bahwa setiap jenis hayati harus tetap dipertahankan keberadaan dan fungsinya. Namun demikian, di antara sedemikian banyak jenis hayati yang terdapat di bumi ini, beberapa kelompok di antaranya juga ada perubahan lingkungan pendukungnya akan menjadi rawan punah. Kelompok hayati rawan punah tersebut antara lain yang bersifat endemik, migrant, pemangsa puncak, mega herbivore dan berbiak dalam kelompok. Oleh karena itu jenis hayati yang termasuk dalam kelompok rawan punah perlu tetap memiliki habitat dengan luasan yang cukup dalam bentuk kawasan konservasi ( Mittermeier, 1997).
Ekositem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik takterpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bias dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbale balik antara oraganisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energy menuju kepada suatu struktur biotic tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organism dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organism dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu  system. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik untuk keperluan hidup (Prof. Dr. Ir. Soemarno MS, 2010).

Laporan Terkait :


EmoticonEmoticon